LIPUTANFLORES.COM|ENDE, – Keterlambatan pembayaran gaji, insentif, dan Jasa Pelayanan (Jaspel) bagi tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Ende memasuki bulan ketiga tanpa kejelasan.
Para dokter dan tenaga medis akhirnya bersuara melalui surat terbuka yang ditujukan kepada manajemen RSUD Ende, Pemerintah Kabupaten Ende, serta masyarakat luas.
Dalam surat tersebut, para nakes mengungkapkan bahwa hak-hak finansial mereka belum dibayarkan sejak Desember 2024, sementara Jaspel bahkan macet sejak pertengahan 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski terus bekerja dengan dedikasi tinggi, mereka merasa semakin terbebani oleh ketidakpastian ini.
“Kami tetap menjalankan tugas kami dengan penuh tanggung jawab, tetapi bagaimana kami bisa bertahan jika hak-hak kami terus diabaikan? Kami memiliki keluarga yang harus dinafkahi, dan kebutuhan hidup terus berjalan,” ujar salah satu tenaga kesehatan yang enggan disebutkan namanya.
Pernyataan ini mencerminkan keresahan yang semakin mendalam. Para nakes memahami adanya kendala administratif atau keuangan, tetapi mereka menegaskan bahwa ini bukan alasan untuk terus menunda kewajiban kepada mereka.
Lebih jauh, mereka mempertanyakan transparansi manajemen rumah sakit dan pemerintah daerah dalam menangani masalah ini.
Jika keterlambatan ini disebabkan oleh kendala anggaran, seharusnya ada komunikasi yang jelas dan solusi konkret, bukan sekadar pembiaran yang membuat tenaga kesehatan dibiarkan menggantung tanpa kepastian.
Mereka juga mengingatkan bahwa kesejahteraan tenaga medis berbanding lurus dengan kualitas pelayanan kesehatan.
Jika kondisi ini terus berlarut, bukan tidak mungkin semangat kerja nakes akan menurun, yang pada akhirnya berdampak langsung pada layanan kesehatan bagi masyarakat Ende.
Direktur RSUD Ende, dr. Ester Jelita Puspita, ketika dikonfirmasi liputanflores.com rabu 26 Februari 2025 melalui pesan Whatsapp mengatakan terkait ini nanti saya jelaskan di kantor saat ini lagi rapat