LIPUTANFLORES.COM|SIKKA, – Dinas Pertanian Kabupaten Sikka memperketat pengawasan di sejumlah pasar tradisional untuk mencegah peredaran daging babi yang terinfeksi African Swine Fever (ASF).
Langkah ini diambil setelah jumlah kematian ternak akibat ASF di Sikka mencapai 356 ekor dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Setriawan, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan guna memastikan tidak ada daging babi dari ternak yang sakit atau mati akibat ASF beredar di pasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami bekerja sama dengan petugas pasar dan pedagang untuk memastikan daging yang dijual aman dikonsumsi,” kata Yohanes kepada liputanflores.com, Kamis, 13 Februari 2025.
Selain pengawasan di pasar, pemerintah daerah juga mengimbau peternak agar tidak menjual atau menyembelih babi yang terinfeksi.
Dinas Pertanian Sikka turut memperketat pengawasan di tempat pemotongan hewan dan meminta masyarakat lebih selektif dalam membeli daging.
Meski ASF tidak menular ke manusia, wabah ini berdampak signifikan terhadap ekonomi peternak dan industri kuliner yang bergantung pada daging babi.
Pemerintah daerah pun terus mengedukasi peternak dan pedagang terkait langkah-langkah biosecurity guna menekan penyebaran virus.
“Kami akan mengkaji langkah-langkah tambahan, termasuk kemungkinan pemberian bantuan bagi peternak terdampak,” ujar Yohanes.
Dengan pengawasan ketat dan kerja sama antara pemerintah, peternak, serta pedagang, Pemkab Sikka berharap penyebaran ASF bisa dikendalikan dan tidak semakin meluas.