LIPUTANFLORES.COM|RUTENG, – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santo Paulus Ruteng menggelar kegiatan Kaderisasi Sinergoy kepada para mahasiswa, senin 20 Januari 2025 yang berlangsung di aula Novisiat SVD Komunitas Kuwus.
Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 20 Januari – 9 Februari 2025 dengan melibatkan 30 mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santo Paulus Ruteng
Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk kader yang berintegritas, resiliensi dan berkarakter dalam menghadapi tantangan zaman
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dr. Fransiskus Sawan dalam materinya menjelaskan konsep resiliensi, yaitu kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari berbagai tantangan hidup.
Dr. Fransiskus dalam paparannya, ia menyebutkan beberapa faktor yang memengaruhi resiliensi, baik faktor internal seperti pola pikir positif, maupun faktor eksternal seperti dukungan komunitas.
“Resiliensi bukan sekadar bertahan, melainkan kemampuan untuk bangkit lebih kuat setelah menghadapi kesulitan,” Ungkap Dr. Fransiskus Sawan kepada liputanflores.com di lokasi kegiatan
Sesi kedua, peserta diajak menggali kisah hidup Rasul Paulus yang penuh perjuangan.
Materi ini, Dr. Fransiskus menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi Rasul Paulus, seperti penganiayaan fisik, kesulitan keuangan, penolakan, dan kelelahan selama perjalanan jauh dalam tugas kerasulan.
“Rasul Paulus menunjukkan bahwa dengan iman yang kuat, kita bisa mengatasi semua hambatan,” kata Dr. Fransiskus.
Dr. Frans menyoroti salah satu pengalaman Rasul Paulus yang nyaris tenggelam akibat kapal karam, namun tetap melanjutkan misinya menyebarkan Injil (Kis. 27).
Pada sesi ketiga, peserta diberikan strategi praktis untuk meningkatkan resiliensi diri dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka diajak berdiskusi tentang tantangan yang sering dihadapi mahasiswa, seperti tekanan akademik dan kesulitan pribadi, serta cara mengatasinya.
Dr. Frans menjabarkan beberapa strategi yang disampaikan mencakup: Menjaga pola pikir positif, belajar dari kegagalan, Membangun dukungan dari komunitas.
Dan pada sesi keempat diisi dengan diskusi kelompok, di mana peserta merumuskan aksi nyata yang bisa mereka terapkan untuk membangun resiliensi.
Pada akhir sesi, setiap kelompok mempresentasikan rencana aksi mereka di depan peserta lainnya.
Hari pertama ditutup dengan refleksi dan pleno. Peserta juga berbagi pengalaman mereka selama sesi berlangsung.
“Saya terinspirasi oleh Rasul Paulus. Ternyata, resiliensi tidak hanya soal bertahan, tetapi juga keberanian untuk terus melangkah maju,” ujar salah satu peserta, Adrianus Bima.
Kegiatan hari pertama menjadi awal yang kuat untuk membangun karakter peserta.
Kaderisasi Synergoi Paulus akan berlangsung hingga 9 Februari 2025, dengan berbagai tema yang berfokus pada spiritualitas, solidaritas, dan kepemimpinan Kristiani.
Menurut pihak penyelenggara, kegiatan ini dirancang untuk menghasilkan kader yang memiliki jiwa transformatif dan siap menjadi rekan kerja Allah.
“Kami berharap program ini dapat membentuk pribadi yang resilien, berintegritas, dan solider,” ujar Ketua Panitia dari Tim Wakil Rektor III Unika Santu Paulus Ruteng